REVIEW ROMAN RONGGNENG DUKUH PARUK



REVIEW ROMAN RONGGNENG DUKUH PARUK
KARYA AHMAD TOHARI









OLEH
RAHMAT ADIANTO
NI1D116034
SASIND GENAP


PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
JURUSAN BAHASA DAN SASTRA
FAKULTA ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HALU OLEO
2018


Ronggeng Dukuh Paruk kisah yang dikisahkan oleh Ahmad Tohari. Ahmad Tohati menceritakan tentang kisah seorang gadis yang bernasib malang. Dukuh Paruk, desa yang letaknya di pudukuhan yang termasuk desa terpencil. Juga jauh dari kehidupan modern. Dalam kerontang yang melanda desa itu. Masyarakat kerap menaruh kepercayaan pada keturunan Ki Camenggala, seorang seorang bromocorah yang mereka anggap nenek moyang.

Srintil anak seorang penjual tempe direnggut piatu oleh bencana tempe brokrek. Sejak kecil ia dirawat kakek dan neneknya. Ia memiliki temen yang bernama Rasus, Warta, dan Darsun. Tiga sekawan yang gemar melihat Srintil menari ronggeng. Kemampuan Srintil diketahui oleh kakeknya, kemudian disampaikan pada dukun ronggeng yang bernama Kertareja. Srintil seorang gadis yang sekian lama ditunggu kehadirannya. Saat itu juga masyarakat menaruh harapan besar kepada Srintil agar Srintil tetap terus menghidupkan teradisi yang telah hilang.

Di desa Dawua Rasus mengubah hidupnya menjadi tobang para tentara. Dengan tentaranya Rasus menerima pengharagan dan sikap hormat dari masyarakat Dukuh Paruk setelah berhasil menembak dua orang yang berusaha menjarah rumah Kartareja.

Untuk menjadi seorang ronggeng, srintil harus mampu melewati beberapa tahap. Salah satunya  proses bukak kolambu. Pada proses ini, Srintil harus menyerahkan keperawanannya kepada sesisapa saja yang sanggup memenuhi syarat yang ditentukan. Sejak saat itulah ia harus menerima kekalahan, karena kehilangan sosoknya sebagai emak, dan harus kehilangan Rasus. Kepargian rasus memahat duka dalam kehidupan Srintil. Semakin hari ia semakin terlihat murung, membuat orang-orang heran dengan sikap Srintil. Dalam kurun waktu tertentu, Srintil enggan menari sebagai ronggeng. Ia pun sempat mogok untuk tidak menari, dan bertahan ketika kedarangan penari dari kecamatan Dawuan mengundang Srintil menari pada perayaan menyambut Agustusan.  Namun ia terpaksa menari karena menerima ancaman dari pak Ranu  dari kantor kecamatan. Dalam peristiwa itu Srintil dihadapkan dengan masalah baru, ia harus menerima tuduhan dan sebagai tahanan karena isu ronggeng yang mengibarkan bendera PKI. Pada masa ini Stintil memilih berdiam di rumah, ia terpaksan menari ronggeng dalam pentas rapat-rapat umum yang dipimpin oleh Bakar dan Stintil hanya menjadi sebagai ronggeng pemuas nafsu kelelakian. Suatu saat hubungan antara pihak ronggeng dan kelompok Bakar renggang. Sakarya tersinggung karena kelompok bakar mengungkit-ungkit masa lampau Ki Secamenggal. Setelah perisitiwa itu, Sakarya tidak hanya melarang Srintil menjadi ronggeng dalam rapat-rapatnya, namun ia juga menuntut pencabutan lambang partai. Kalompok Bakar menaggapi dan hal tersebut dengan sikap bersahaja, yang kemudian membuat hunggan mereka kembali terjalin baik.

Penampilan Srintil yang berlebihan, menjadi penampinanya sebagai ronggeng mengakibatkan pasar malam mendadak bubar, suasan kacau balau. Semenjak peristiwa itu, masyarakat Dukuh Paruk terpuruk dalam cekaman dan ketakutan karena tidak ada yang mengetahui solusi masalah. Masyarakat memilih alternatif untuk melaksanakan upacara selamatan dan ronda saban malam. Esoknya masyarakat Dukuh Paruk melepas langkah Kertareja, Srintil berhasrat meminta perlingungan pada pihak kepolisian Dawuan, namanya telrlanjur buruk dalam arsip kepolisian dan tentara, sebagai ronggeng PKI.

Dengan berat hati Srintil kembali ke Dukuh Paruk setelah mendekam sebagai tahanan politik dengan kondisi jiwa tertekan. Ia menenamkan janji dalam dirinya untuk menutup halaman dukanya sealam masa tahanan. Ia juga bertekad untuk melepas prdikatnya dari ronggeng dan kembali ke pribadinya sebelum ia menjadi ronggong. Belum lagi dihadapkan dengan konfil ketika Marsusi mengetahui Srintil sebagai ronggeng dari aduan Nyai Kartereja ia dijebak oleh Marsusi, hingga Srintil mendiamkan kebodohan neneknya dan menerima nasib sebagai perempuan ronggeng, namun Srintil berahsil mengelak. Kemudian Ia harus menghadapi kembali tekanan dari konflik baru, lurah pacikalan memaksakan kehendak menikahkan Srintil dengan Pak Bajus. Srintil berusah mencintai Pak Bajus, namun yang diterima hanyalah kekecawaan kareana Pak Bajus ingin menawarkan Srintil kapada seorang Pejabat Proyek. Saat itu pula juwa Srintil amat terguncang, pada akhirnya ia harus mencerita ganguan jiwa dan dibawa ke rumah sakit jiwa oleh Rasus.

Komentar

Postingan Populer