Perbadingan Film Warcraft dan Certia Rakyat Buton Bone Malei
Perbadingan
Film Warcraft dan Certia Rakyat Buton
Bone Malei
A.
Sinopsis Warcraft
Warcraft
atau dikenal World of Warcraft merupakan film live-action seru asal Amerika
yang disutradarai oleh Duncan Jones dan didistribusi oleh Universal Pictures
dengan genre fantasi. Film ini di adaptasi dari video games tahun 1994 berjudul
'Warcraft : Orcs & Humans' karya dari Blizzard Entertainment yang setiap
seri dalam video gamesnya populer hingga saat ini.
Film
ini menggambarkan kisah awal dari pertemuan antara Manusia dan Orc, dengan menitikfokuskan konflik pada petarung kedua kelompok untuk aliansi dan petarung untuk
Horde. Dalam film ini beberapa karater yang ditampilkan seperti Durotan dan Lothar yang melakukan diberbagai
adegan dalam
lokasi yang berbeda-beda, seperti yang ada pada seri video gamesnya.
Dalam film ini tempat para manusia, Azeroth telah hancur
karena peperangan antar peradaban. Sedangkan prajurit Orc sedang mencari berpetualang ke dunia baru untuk mendapatkan pemukiman karenakan dunia mereka, Draenor telah
diambang kehancuran. Dark Portal merupakan pintu portal penghubung antar 2
dunia yaitu, dunia orc dan dunia manusia. Anduin Lother (Travis Fimmel),
pemimpin manusia dan Durotan (Toby Kebbell), pemimpin para Orc telah diutus ke
Dark Portal untuk menentukan nasib keluarga, rumah dan kaum mereka
masing-masing kedepannya.
B.
Sinopsis Bone Malei
Di Bone Tobungku Kampuntori, sekelompok huru-hara
yang dipemimpin oleh La Bolontio menciptakan ketakutan dalam masyarakat Bone
Tobungku Kapuntori. Huru-hara tersebut juga membawa dampak terhadap masyarakat
Buton. Akbatnya masyarakat Buton mereasa keresahan yang diciptakan oleh La
Bolontio. La Bolontio dikenal sebagai bajak bermata satu yang kejam dan sombong.
Ia merampas harta benda serta membuat kerusakan. Kabar tersebut sampailah di Istama Wolio dan
diketahui oleh Raja Mulae. Raja Mulae mengambil alternatif untuk melindungi
masyarakatnya dengan mengadakan saembara pertarungan melawan La Bolontio.
Pemenang saembara mendapat imbalan yang sangat besar dari Raja Mulae, yakni
akan dinikahkan dengan purtinya yang dikenal dengan Wa Tanpaydongi atau Boroko
Malanga.
Berita saembara tersebar wilayah
kerjaan dan sampai pada semua kesatria kerajaan. Merekan pun bergegas menuju
Bonr Tobungku. Murhum tak ingin ketinggalan dengan saembara tersebut. Ia
berangkat ke Bone Tobungku dengan menggunakan sampan. Ternyata bukan hanya
Murhum yang mengitu saembara, namun Lakina Siompu juga ikut serta dalam
saembara tersebut. Murhum menggunakan kecerasanya untuk mengelabuhi La Bolontio
dengan cara berpura-pura pincang. Terjadi perkehian antara Murhum dan La
Bolontio. Melihat Murhum kewalahan menghadapi La Bolontio yang kuat dan licik.
Lakina Siompu Memberi kode pada Murhum. Murhum mendapat ide cemerlang. Ia memasukan
sebelah kakinya kedalam pasir. Setelah La Bolontio mendekat, ia mengayunkan
pasir ke arah wajah La Bolontio. Pasir-pasir yang melayang mengenai mata La
Bolontio. Murhum menusukkan krisisnya tepat pertu La Bolontio, namun ia masih
meberontak dan mengayunkan pedangnya ke arah Murhum. Dengan sigap Lakina
Siompun merebut keris La Bolontio kemudian dihunuskan keris pada perutnya. La
Bolontio jatuh tak bernyawa, Murum memenggal kepala La Bolontio
Setelah
kematian La Bolontio, terjadi kompromi antar Murhum dan Lakina Siompu. Mereka
berkompromi tentang yang berhak atas kepala La Bolontio yang akan di bawa
sebagai bukti terbunuhnya La Bolontio. Dalam kompromi Lakina Siompu tidak
meminta banyak hal dari pengorbanannya. Ia hanya meminta lidah La Bolontio untuk
dibawahnya pulang ke daerahnya. Merekapun sepakat, Murhum membawa kepala La
Bolontio, sementara Lakina Siompu membawa Lidah La Bolontio.
C.
Kelompok
Sosial
Film Warcraft dan cerita rakyat Bone Malei, merupakan dua kisah
perjuangan kelompok sosial. Kelompok sosial adalah himpuanan manusia yang
bekerja sama menciptakan kesadaran bersama dengan keanggotaan melalui interasi
dan berbagai hal. Kelompok diciptakan oleh anggota masyarakat. Kelompok juga
sangat berpengaruh pada perilaku segenap anggotanya. Kelompok sosial biasanya
memiliki organisasi sosial. Menurut Robert Bierstedt, kelompok memiliki banyak
jenis dan dibedakan berdasarkan ada ridaknya oragnisasi, hubungan sosial antara
kelompok, dan kesadaran jenis. Kemudian Bierstedt membagi kelompok menjadi empat
macam, salah satunya kelompok sosial. Lebih lanjut Bierstedt mengemukakan bahwa
kelompok sosial, yaitu kelompok yang anggotanya mempunyai kesadaran jenis dan
berhubungan satu dengan yang lainnya, tetapi tidak terkait dalam ikatan
organisasi. Misalnya pertemuan keluarga dan kekerabatan.
Pelaku
sosial sangat dipengaruhi oleh norma-norma yang berlaku dalam suatu kelompok. Dalam
dunia sosial pada umumnya, kegiatan dalam kelompok tidak muncul secara acak.
Setiap kelompok memiliki suatu pandangan tentang perilaku yang dianggap pantas
untuk diimplementasikan oleh anggotanya. Norma-norma ini mengarah pada
interaksi kelompok. Norma muncul melalui proses interaksi antar anggota yang
dibangun secara perlahan. Satiap perlakuan akan selalu dinilai bersasarkan kelaikan
dan ketidaklaikannya. Dari penilain tersebut mucul dan terbentuk menjadi morma
kelompok. Kemudian norma-norma tersebut dikatikan dengan kelembagaan yang
kemudian menjadi bagian dari pola hidup masyarakat. Norma-norma tersebut
menjadi independen saat dikenali, diakui, dihargai, dan ditaati oleh masyarakat
sebagai kelompok sosial. Norma-norma yang hidup perlahan menumbukan akar dan
menjadi kokoh untuk digunakan sebagai pedoman cara berpikir, bersikap, maupun
berperilaku dalam kehidupan.
D. Norma-Norma Sebagai
Bentuk Kebudayaan
Ketika
norma-norma menjadi pedoman cara berpikir, bersikap, maupun berperilaku dalam
kehidupan, maka norma-norma terebut merupakan wujud kebudayaan. Menurut
Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski mengemukakan bahwa segala
sesuatu yang terdapat dalam masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki
oleh masyarakat itu sendiri.
Dalam
kerajaan disadari atau tidak, kebudayaan merupakan unsut utama dalam kehidupan
sosial dan tidak dipisahkan dari kehidupan manusia. Misalnya rapat pembahasan
strategi pertemuran yang dilakukan oleh kerajaan Azeroth. Kerap
kali dilakukan rapat untuk membahas perkembangan lingukugan yang dipatan setiap
saat melalui sebuah spell. Guardian seorang alih sihir yang dipercayakan untuk
mengawasi pergerakan bangsa Orc. Setiap ditemukan hal yang berbagaya dan
mengancam kenteraman masyarakat Azeroth, Guradian akan datang menemui raja.
Dari hasil pemantauan Guardian tersebut menjadi perbincangan dalam pertemuan
meja bundar dalam kerjaan Azeroth.
Beralih ke kebudayaan masyarakat
kerajaan Indonesia, saembara merupakan kebudayaan yang belum bisa terpisakan
dari kerajaan. Berbgaia kerajaan pasti tentu akan mengadakan saembara untuk
tujuan tertentu. Secara khusus saya akan membahas kebudayaan yang terdapat
dalam cerita rakyat Bone Melai
merupakan represntasi kebudayaan yang berkembang dari masa ke masa dalam
kerajaan. Saembara dalam cerita rayat Buton ini diadakan untuk melidungi
masyarakat dari ancaman yang dianggap sangat berbahaya. Kebudayaan dicipatkan
oleh manusia tentu memiliki fungsi bagi kelangsungan hidup sebagai norma-norma
dalam masyarakat.
E. Perjuangan sebagai
Bentuk Kebudayaan
Kedua objek di atas adalah penerapan
norma-norama yang berkembang sebagai kebudayaan. Seperti yang dikemukakan oleh
J.J. Hoenigman, bahwa wujud kebudayaan dibedakan menjadi tiga, yakni gagasan,
aktivitas, dan artefak.
Pertama, gagasan atau wujud ideal,
kebudayaan berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma,
peraturan dan sebagainya yang bersifat abstrak. Bersfat abstrak artinya,
kebudayaan tidak dapat dirasakan secara material. Wujud kebudayaan seperti ini
terletak dalam pola pikir, perilaku, siakp dalam keidupan masyarakat. Dalam
film Warcraft, wujud kebuyaan yang
digunakan berupa pertermuan meja budar yang membahas tentang keadaan wilayah,
strategi persiapan perang, dan berbagai hal yang menyangkut keselamatan masyarakatnya.
Cerita rakyat Bone Malei, wujud
kebudayaan ini ditandai dengan saembara yang menjadi kebiasaan kerjaan-kerajaan
Indonesia. Saembara merupakan wujud kebudayaan
yang berupa gagasan, strategi, dan rencana pemberian hadiah kepada
pemenang saembara. Namun pada dasarnya saembara diwujudkan semata-mata untuk
ketenteraman kerajaan dan masyarakatnya.
Kedua, Aktivitas sebagai wujud
kebudayaan yang berupa tindakan berpola dari manusia sebagai masyarakat.
Aktivitas sering juga disebut dengan sistem sosial yang terdiri dari
aktivitas-aktivitas manusia dalam berinteraksi. Dalam misalnya aktivitas dalam
kedua ojek adalah segala sesuatu yang terencana dan berpola yang keduanya
terpaksa berjuangan dan berujung dengan pertarungan antara dua pihak.
Ketiga, Artefak merupakan wujud
kebudayaan fisik yang berupa hasil dari aktivitas dan karya manusia dalam
masyarakat baik berupa benda-benda atau berbagai hal yang bentuk material.
Kedua ojek di atas tentunya memiliki alat dan sarana yang digunakan untuk
berlindung, beraktivitas, dan melakukan berbagai hal. Misalkan kedua objek
menggambarkan suasana kerajaan. Setiap kerajaan tantu memiliki istana yang
menjadi wujud kenkrek atau wujud kebudayaan fisik kerajaan. Selain istana,
biasanya kerajaan memiliki kendariaan yang digunakan untuk mencapai suatu
tujuan. Kita dapat menemukan wujud konkrek itu dalam film Warcraft yang berupa kuda yang ditunggangi pihak Azeroth dan macan purba yang ditunjangi oleh pihak Orc. Dalam cerita
rakyat Bone Malei, Murhum mencapai
tujuan menggunakan perahu. Seperti halnya juda dan macan purba dalam film.
Komentar
Posting Komentar