RITUAL PO’IHA DESA LAWELA SELATAN KECAMATAN BATAUGA KABUPATEN BUTON
MAKALAH
RITUAL PO’IHA DESA LAWELA SELATAN
KECAMATAN BATAUGA
KABUPATEN BUTON
RAHMAT
ADIANTO
NIDI 16
034
PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang
Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas
kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan
manfaatnya untuk masyarakat.
Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ilmiah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk masyarakan ini dapat memberikan manfaat maupun inpirasi terhadap pembaca.
Kendari, 19 Desember 2017
Penyusun
|
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul.................................................................................................................. i
Kata
Pengantar.................................................................................................................... ii
Daftar Isi............................................................................................................................... iii
BAB I....................................................................................................................................
1
PENDAHULUAN............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................................ 2
1.2 Rumusan
Masalah................................................................................................... 2
1.3 Tujuan
Penyusunan................................................................................................ 2
BAB II...................................................................................................................................
3
PEMBAHASAN.................................................................................................................. 3
2.1 Definisi
Ritual........................................................................................................... 3
2.2 Ritual Po’iha
Pada Masyarakat Desa Lawela Selatan......................................... 4
2.3 Jenis-jenis Ritual Pada Masyarakat Desa Lawela Selatan................................... 5
2.4 Prosesi
Po’iha........................................................................................................... 5
2.5 Manfaat
Ritual Po’iha............................................................................................. 6
2.6
Nilai-nilai Ritual Po’iha........................................................................................... 7
BAB III.................................................................................................................................
8
PENUTUP............................................................................................................................ 8
3.1 Simpulan................................................................................................................... 8
3.2 Saran......................................................................................................................... 8
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................... 9
|
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Di era globalisasi
menempatkan bangsa Indonesia dalam arus perubahan besar yang mempengaruhi
segala aspek kehidupan masyarakat, terutama kehidupan budaya. Pada dasarnya
perubahan itu merupakan proses sejarah
yang panjang, yang berkembang dari masa ke masa. Didalam sejarah
Indonesia proses tersebut terlihat sejak dari awal pembentukan masyarakat pada
masa prasejarah, kedatangan pengaruh kebudayaan Hindu-Budha, kedatangan agama
dan kebudayaan Islam, serta hadirnya pengaruh Barat, sampai masa kini. Sudah
difahami bahwa selama perjalanan sejarah tersebut diatas, bangsa Indonesia
beberapa kali berada dalam situasi yang sama, yaitu berhadapan dengan
kedatangan budaya lain yang berbeda sifatnya.
Sebagai
negara berkembang yang sedang melaksanakan pembangunan, maka bagi generasi muda
Indonesia modern tetap diperlukan pendidikan kebudayaan, terutama yang
berhubungan dengan sejarah kebudayaan dan peradaban bangsa. Bangsa Indonesia
merupakan bangsa yang kaya akan kebudayaan, dulu sebelum agama Islam masuk ke
Indonesia sempat masuk terlebih dahulu agama Hindu dan Budha. Agma Hindu dan
Budha sangat memeberikan pengaruh yang sangat besar sekali bagi masyarakat
buktinya sampai sekarang masih terdapat kebudayaan yang menganut ke Hindu dan
Budha. Oleh karena itu Islam tidak menghilangkan kebudayaan tersebut hanya
mengarahkan kepada ke Islaman saja.
Dari kontainasi tradisi
Hindu-Budha melahirkan tradisi ritual-ritual perayaan yang merupakan kolaborasi
dari tiga agama tersebut. Dengan demikian alasan saya mengangkat judul ritual
sangat tepat untuk membangkitkan kembali pemahaman masyarakat khususnya
dikalangan mahasiswa akan tradisi atau kebudayaan modern. Dalam makalah
menyusun mekalah ini saya mempertimbangkan dua aspek, yakni aspek kewajiban dan
aspek dedikasi. Adapun judul makalah saya adalah Ritula Po’iha Pada Masyarakat
Lawela Selatan.
1
1.2
Rumusan Masalah
Untuk menbahas suatu
permasalah dalam suatu karya ilmiah, maka kita sangat membutuhkan pembatasan
masalah agar lebih mudah memberikan pembaca lebih memahami pokok atau maksud
isi makalah. Ada pun rumusan masalah yang saya tentukan pada makalah ini yaitu;
a.
Apa yang definisi dan maksud pengadaan ritual?
b.
Bagaimana prosesi pelaksnaan ritual Po’iha Pada Masyarakat Desa Lawela Selatan?
1.3 Tujuan
Penyusunan makalah tidak serta merta ada begitu saja,
manun ada beberapa hal yang harus menjadi titik pusat atau tujuan peyusunan.
Maka beberapa tujuan makalah yang saya susun ini adalah sebagai berikut;
a.
Mengingatkan generasi muda akan tradisi atau
kebudayaan yang dimiliki setiap daerah merupakan aset yang berharga
b.
Sebagai sarana pembelajaran sejarah yang harus diketui
oleh masyarakat khsusunya generasi muda
c.
Wujud penunaian kewajiban sebagai mahasiswa.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat penyusunan makalah ini adalah sebagai
berikut;
1. Representasi kebudayaan
yang hidup di kalangan masyarakat agar tidak mudah mengalami kepunahan
2. Sebagai saranan
pemberlajaran kebudayaan oleh generasi muda selanjutnya
3. Sebagai wujud
pelaksanaan kewajian mahasiswa dalam mengembangkan potensi wawasan pemikiran.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Ritual
Pengertian
ritual menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Tim Penyusun, 2001 : 959) adalah
hal ihwal ritus atau tata cara dalam upacara keagamaan. Upacara ritual
atau ceremony adalah sistem atau rangkaian tindakan yang ditata oleh adat atau
hukum yang berlaku dalam masyarakat yang berhubungan dengan berbagai macam
peristiwa yang biasanya terjadi dalam masyarakat yang bersangkutan
(Koentjaraningrat, 1990 : 190)
Dalam kajian
antropologi agama, Victor Turner memberikan definisi ritual, menurut Turner
ritual dapat diartikan sebagai perilaku tertentu yang bersifat formal,
dilakukan dalam waktu tertentu secara berkala, bukan sekedar sebagai rutinitas
yang bersifat teknis, melainkan menunjuk pada tindakan yang didasari oleh
keyakinan religius terhadap kekuasaan atau kekuatan-kekuatan mistis.
Dalam
analisis Djamari (1993: 36), ritual ditinjau dari dua segi: tujuan (makna) dan
cara. Dari segi tujuan, ada ritual yang tujuan¬nya bersyukur kepada Tuhan; ada
ritual yang tujuannya mendekatkan diri kepada Tuhan agar mendapatkan
keselamatan dan rahmat; dan ada yang tujuannya meminta ampun atas kesalahan
yang dilakukan. Adapun dari segi cara, ritual dapat dibedakan menjadi dua:
individual dan kolektif. Sebagian ritual dilakukan secara perorangan, bahkan
ada yang dilakukan dengan mengisolasi diri dari keramaian, seperti meditasi,
bertapa, dan yoga. Ada pula ritual yang dilakukan secara kolektif (umum),
seperti khotbah, salat berjamaah, dan haji.
George
Homans (Djamari, 1993: 38) menunjukkan hubungan antara ritual dan kecemasan.
Menurut Homans, ritual berawal dari kecemasan. Dari segi tingkatannya, ia membagi
kecemasan menjadi: kecemasan yang bersifat “sangat”, yang ia sebut kecemasan
primer; dan kecemasan yang biasa, yang ia sebut kecemasan sekunder.
Selanjutnya,
Homans menjelaskan bahwa kecemasan primer melahirkan ritual primer; dan
kecemasan sekunder melahirkan ritual sekunder. Oleh karena itu, ia
mendefinisikan ritual primer sebagai upacara yang bertujuan mengatasi kecemasan
meskipun tidak langsung berpengaruh terhadap tercapainya tujuan- dan ritual
sekunder sebagai upacara
3
penyucian untuk kompensasi kemungkinan kekeliruan atau
kekurangan dalam ritual primer.
Berbeda
dengan Homans, C. Anthony Wallace (Djamari, 1993: 39) meninjau ritual dari segi
jangkauannya, yakni sebagai berikut.
Ritual
sebagai teknologi, seperti upacara yang berhubungan dengan kegiatan pertanian
dan perburuan.
Ritual
sebagai terapi, seperti upacara untuk mengobati dan mencegah hal-hal yang tidak
diinginkan.
Ritual
sebagai ideologis -mitos dan ritual tergabung untuk mengendalikan suasana
perasaan hati, nilai, sentimen, dan perilaku untuk kelompok yang baik.
Misalnya, upacara inisiasi yang merupakan konfirmasi kelompok terhadap status,
hak, dan tanggung jawab yang baru.
Ritual
sebagai penyelamatan (salvation), misalnya seseorang yang mempunyai pengalaman
mistikal, seolah-olah menjadi orang baru; ia berhubungan dengan kosmos yang
juga mempengaruhi hubungan dengan dunia profan.
Ritual
sebagai revitalisasi (penguatan atau penghidupan kembali). Ritual ini sama
dengan ritual salvation yang bertujuan untuk penyelamatan tetapi fokusnya
masyarakat
2.2
Ritual Po,iha Dalam Masyarakat Desa Lawela Selatan
Desa Lawela Selatan adalah salah saatu desa yang
berada di Kecamatan Batauga, Kabupaten Buton Selatan. Pada mulanya Desa Lawela
Selatan adalah wilayah yang memisahkan diri dari induknya yakni desa Lawela.
Penduduk desa Lawela Selatan mayoritas menganut agama Islam. Tetapi disemping
itu mereka juga masih belum bisa berpaling dari tradisi Hindu. Dengan demikian
maka, segala aktivitas yang berbaur Islam kerap kali disandingkan dengan
tradisi Hindu.
4
Dalam kehidupan bermasyarakat dan berbudaya,
manusia tidak bisa lepas dari tradisi atau kebiasaan yang meskipun bersifat
gaip. Suatu tradisi secara mendasar memang memberi banyak nilai-nilai luhur.
Hal tersebut dikarenakan setiap penciptaan tradisi memiliki makna dan tujuan
yang sangat baik. Tetapi jika dilihat berdasarkan sudut pandang Islam banyak
tradisi-tradisi yang bertentangan dengan Islam, seperti penggunaan kemeyang
(dupa). Ketahanan tradisi tersebut karena pengaruh tradisi Hindu-Budha terlebih
dahulu datang di Tanah Buton. Tradisi tersebut menyebar keseluruh pelosok
daerah di Kabupaten Buton.
Dari perpaduan dua unsur agama berhasil melahir
dan mengembangkan tradisi-tradisi oleh masyarakat. Trdisi tersebut dimaksudkan
untuk salah satunya adalah memberikan penghormatan dan segala mahluk atau apaun
yang telah diyakini.
2.3 Jenis-jenis Ritual Pada Masyarakat Desa Lawela Selatan
Adapun
tradisi-tradisi di Lawela Selatan, yakni;
1. Haroa,
2. Bhongka’a (ritual
panen),
3. Po’iha,
4. dan lain-lain.
2.4 Prosesi Po’iha
Ada beberapa yang dapat saya gambarkan untuk prosesi
po’iha, yakni;
a. Persiapan ritual
dilakukan sejak malam setelah haroa malam terakhir,
b. Perjalanan ke lokasi
ritual dibibing oleh seorang lebe (Salah seorang tokoh adat),
c. Dalam perjalanan
semua yang ikut serta tidak diperkenangkan untuk menoleh apalagi singgah selama
perjalanan menuju kali,
d. Ketika sampai di
lokasi, terlebih dahulu diadakan ritual pembacaan doa,
e. Setelah pembacaan
doa, maka mulailah dihanyutkan barang-barang peninggalan berdasarkan panduan
Lebe,
f. Usai dihanyutkan,
lebe akan istirahat sejenak dengan membiarkan keluarga untuk mandi bersama
tanpa terikat prosesi,
g. Menjelang waktu untuk
pulang, maka lebe melakukan pembacaan doa, sekaligus menuntun perjalanan
pulang. Ketika pulang sama dengan proses yang dilakukan selama perjalanan
pergi.
5
2.5 Manfaat Ritual Po’iha
Beberapa manfaat ritual yakni;
a. Manjauhkan diri dari
arwah-arwah jahat
b. Mengirimkan doa
kepada Allah Swt.
c. Mempertahankan ciri
khas
d. Bentuk ketaatan
terhadup prosesi
Ada banyak ritual yang lahir dan berkembang di
seluruh wilayah Kabupaten Buton, dan menjadi aset kebudayaan Buton dan
masyarakatnya yang berasal dari leluhur berdasarkan pertimbangan atas
Nilai-nilai positif.
Dari beberapa tradisi ritual yang saya paparkan
itu masih merupakan tradisi yang sanggat sempit. Atrinya berbicara tetang
tardisi, maka masih banyak kebuadaan yang dianut oleh daerah lain.
Po’iha di masyarakat merupakan ritual adat yang telah ada sejak zaman nenek.
Poh’iha adalah ritual penghanyutan barang peninggalan setelah usai tuju
hari-tuju malam yang dianggap sakral sebagai bentuk keikhlasan keluarga yang
berduka atas kematian anggota keluarganya. Dalam dengan po’iha mereka mencoba
mengiklaskan onggota keluarga yang meninggal dengan cara menghanyutkan sebagian
barang atau benda yang dipakai semasa hidupnya.
Masyarakat desa Lawela Selatan percaya bahwa
setelah barang-barang yang dihanyutkan, secara otomatis arwah keluarga yang
meninggal akan ikut hanyut bersama arus kali. Mereka juga percaya bahwa apabila
barang-barang telah hanyut maka arwah (sumanga) orang yang telah meninggal akan
menetap di pohon tertentu pinggir kali.
Biasanya ritual Po’iha dilakukan pada pagi hari
setelah hari kedelapan setelah orang meninggal. Setiap ritual akan dilakukan di
salah satu kali, yakni Kali Kabura-burana. Lokasi pelaksanaan ritual tidak
sembarang ditentukan, untuk itu po’iha dilaksanakan di kaki permandian yang
jarang dikunjung.
6
Semua tahap di atas merupakan ketentuan adat
yang harus dipenuhi dalam ritual po’iha. Dengan demikian masyarakat
menggambarkan keadaan yang sangat terikat oleh kebudayaan.
Secara umum prosesi Po’iha adalah perpaduan
tradisi Hindu-Islam, yang mana masyarakat melaksanakan aktifitasnya berdasarkan
Islam tetapi perilaku yang digunakan berdasarkan Hindu. Hal tersebut dapat
dibuktikan pada segala ritual pada masyarakat Buton, seperti Haroa, Posuo, Kande-kandea, dan sebagainya.
2.6 Nilai-nilai Ritual Po’iha
Ada beberapa nilai
yang terdapat pada ritual Po’iha, yakni ;
a. Nilai Budaya
b. Nilai Spiritual
c. Nilai Moral
d. Nilai Sosial
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari pembahasa materi
di atas dapat kita pahami berbagai macam aspek yang berkaitan dengan ritual
bagi masyarakat khususnya pada masyarakat desa Lawela Selatan. Dengan
penyusunan makalah ini, merupakan suatu upaya merepresentasikan kebudayaan yang
mulai terancam punah dari lingkuang masyarakat. Ketika nilai-nilai kebudayaan
telah hilang dari kehidupan masyarakat, maka masyarat khususnya generasi mudah
akan mengalami banyak perubahan dan cenderung mengikuti budaya-budaya yang
datang dari luar daerah. Jika dipandang dari sisi positif budaya dari luar
memeng membari beberapa manfaat pula, tatapi sangat berpengaruh dan mengancam
budaya lokal yang telah susad payah dirumuskan oleh leluhur masyarakat itu
sendiri.
3.2 Saran
Adapun saran saya
pada penyusunan makalah ini, yaitu kepada genarasi muda kiranya untuk selalu
memperharikan tradisi-tradisi khasnya agar tidak mudah hilang dari kehidupan
berbagasa dan berbudaya.
DAFTAR PUSTAKA
Handayasari, Yayu 2014. Ritual dan Institusi Islam http://yayuhandayasari92.blogspot.co.id/2014/06/ritual-dan-institusi-islam.html : Blogspot.co.id.
Diakses 19
Desember 2017.
Anonom. 2015. Pengertian Tentang Ritual.
http://cincinkeramat.blogspot.co.id/2015/02/pengertian-tentang-ritual.html :
Blogspot.co.id. Diakses 19 Desember 2017.
Adianto, Rahmat. 2017. Ritual
Po’iha Pada Masyarakat Desa Lawela. http://rahmat-sasind-uho.blogspot.com/2017/ritual-po’iha-pada-masyarakat-desa-lawela-selatan.html :
Blogspot.com
9
Komentar
Posting Komentar